Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Tuah Komanbud

Gambar
Merasa bersyukur pernah ngambil mata kuliah Komunikasi Antar Budaya yang diampu Mbak Hermin. Walaupun kedengeran konvensional, tapi mata kuliah ini tergolong yang cukup menantang karena kita harus belajar tiap minggu sebelum masuk kelas dan paling applicable . Kenapa? Karena bentuk komunikasi ini merupakan salah satu yang paling sering kita lakukan. Berhubung saya cuma dapet B (malah curcol) untuk mata kuliah ini, sejujurnya saya ga begitu inget dengan berbagai teori yang dikemukakan oleh Gudykunst dkk. Beberapa yang saya inget misalnya kalau stereotype merupakan bentuk imaji yang tercipta karena kurangnya informasi atas sesuatu dan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, sebisa mungkin kita harus mengeluarkan diri dari kukungan berbagai stereotype yang pernah kita denger sebelumnya. Meskipun itu mustahil dan perilaku kita saat berinteraksi nantinya juga sedikit banyak ditentukan oleh berbagai informasi yang kita kumpulkan mengenai lawan bicara. Nah, terus apa untungnya

Ho Chi Minh City for 13th AUN Educational Forum 2012

Gambar
Bingung cuma ngejogrok di kost-an ngerjain skripsian, saya milih buat buka web kesayangan kita semua yang pengen jalan-jalan gratisan. Apalagi kalau bukan www.oia.ugm.ac.id. Buat anak UGM yang mungkin belum kenal website sakti ini, sebaiknya sempatkanlah sesekali berkunjung ke web tersohor punya kantor urusan internasional alias KUI ini. Soalnya, usut punya usut, walaupun kadang beritanya telat dan proses seleksinya gak transparan, website ini tetap menawarkan banyak kesempatan. Jadi ceritanya, pas saya buka website ini, pas kebetulan KUI lagi buka aplikasi buat student yang mau ikutan student forum di Ho Chi Minh City, Vietnam yang diselenggarakan oleh Asean University Network atau kerennya AUN. Syaratnya gampang aja, masih kuliah (ehm, biar tua yang penting eksis), bisa ndobos-ndobos dikit pake bahasa inggris, bikin essay 2000 kata tentang Asean Youth and Global Citizenship and Intercultural Competence, dan buat yang lolos nanti akan mengikuti interview yang dipimpin langsung s

My Brown Hair

Gambar
You're not a criminal just because you dyed your hair. Call me muna . Dulu, waktu jaman saya masih lugu dan polos, saya sempet risih sama mbak-mbak atau mas-mas yang rambutnya di-cet. Kadang dengan teganya saya nganggep mereka buceri alias bule ngecet sendiri. Aneh banget, pikir saya. Udah bagus-bagus dikasi rambut item kok malah dicet. Kalo bagus sih ga masalah, tapi masalahnya ada beberapa yang warnanya ga sesuai sama warna kulitnya. Dan saya sempet yakin banget kalo ngecat rambut adalah salah satu hal yang gak akan saya lakukan. Tapi apa nyatanya? 6 Bulan pertama tinggal di Jepang nyatanya sanggup membuat saya merubah prinsip yang selama ini saya yakini. I wanted to die my hair . Saya gak peduli sama masalah yang nantinya ditimbulin, entah kering, entah gak cocok ama warna kulit. I just wanted to die it. Alasannya simpel. Cewek-cewek Jepang looks cute with their brown hair and I'm bored this black hair. Pesan moral: Never ever judge a thing. You never know when thos