Ho Chi Minh City for 13th AUN Educational Forum 2012

Bingung cuma ngejogrok di kost-an ngerjain skripsian, saya milih buat buka web kesayangan kita semua yang pengen jalan-jalan gratisan. Apalagi kalau bukan www.oia.ugm.ac.id.

Buat anak UGM yang mungkin belum kenal website sakti ini, sebaiknya sempatkanlah sesekali berkunjung ke web tersohor punya kantor urusan internasional alias KUI ini. Soalnya, usut punya usut, walaupun kadang beritanya telat dan proses seleksinya gak transparan, website ini tetap menawarkan banyak kesempatan.

Jadi ceritanya, pas saya buka website ini, pas kebetulan KUI lagi buka aplikasi buat student yang mau ikutan student forum di Ho Chi Minh City, Vietnam yang diselenggarakan oleh Asean University Network atau kerennya AUN. Syaratnya gampang aja, masih kuliah (ehm, biar tua yang penting eksis), bisa ndobos-ndobos dikit pake bahasa inggris, bikin essay 2000 kata tentang Asean Youth and Global Citizenship and Intercultural Competence, dan buat yang lolos nanti akan mengikuti interview yang dipimpin langsung sama Bu Rio (Ketua KUI) dan Pak Sentot (Dirmawa UGM).

Awalnya saya agak sangsi buat ikutan program ini karena pas ngecek web AUNnya, konon katanya flight menuju Vietnam harus bayar sendiri. Yang ditanggung cuma akomodasi selama disana. Padahal setelah saya buka airasia (ceritanya ke-PEDE-an ngerasa bakal lolos seleksi), tiket PP paling murah untuk tanggal itu adalah 1.8 juta. Itu belum tiket PP Jogja-Jakarta karena penerbangan ke Vietnam cuma ada dari Jakarta. Lumayan kan cint? Ngewakilin UGM, tapi masak tiket kita yang bayar sendiri?

Tapi ya udahlah, daripada saya nganggur stress di kost-an, saya coba-coba aja untuk apply kesempatan ini. Puji Tuhan, saya diterima dengan satu lagi mahasiswi Geografi yang usut punya usut ternyata mantan temen saya di Jurusan Ilmu Komunikasi. UGM memang tidak selebar Kyushu University, eh maksud saya daun kelor.

Untungnya ada secercah sinar tentang urusan bayar membayar tiket. Universitas (dirmawa) bersedia memberi bantuan, garis bawahi ya tweeps, memberi bantuan dan bukan fully cover biaya kita dengan cara masukin proposal permohonan bantuan dana ke rektorat. Dengan merayu-rayu Bu Rio dan setelah proses negosiasi yang alot panjang dan melelahkan dengan dirmawa (ini serius lo) akhirnya puji syukur keluarlah dana yang memang seharusnya keluar itu. Tapi rumput tetangga emang selalu lebih hijau. Denger-denger dari alumni AUN tahun lalu, UGM ini emang agak pelit. Konon katanya, universitas di provinsi seberang di ibukota Indonesia dapet dana yang gak tanggung-tanggung. Tiket pesawat PP Singapore Airlines (bukan airasia) dan uang saku sejumlah *tiiiiiiiiit* UGM ki sakjane kere po piye to tweeps?

Tapi ya udahlah ya, risiko kuliah di kampus kerakyatan yang homy banget ini. Apapun itu, I lope you pull dah UGM. Yang udah nganterin saya main-main kesini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey to be a Star (Danone Management Trainee Recruitment Phase)

My Chevening Journey

Perpisahan Kelas Bahasa Jepang