Tips and Tricks Travelling by Seishun 18 Kippu (based on true story)

Jadi orang asing di Jepang yang ga tau apa-apa (terutama bahasa) itu memang agak menyedihkan. Boro-boro baca kanji, hiragana-katakana saja masih patah-patah. Tapi dengan nekatnya saya dan partner in crime saya, Vita, selalu punya tips and tricks agar tetap bisa travelling di Jepang tapi ga nyasar-nyasar! Mau tau gimana bisa kita jalan-jalan pake kereta, berganti dari satu stasiun ke stasiun lain? Here we go..



Wajah dan Body Language
Dengan wujud yang berbeda dari orang-orang Jepang pada umumnya, kehardiran kita saja biasanya sudah mengundang perhatian. Minimal, beberapa menoleh atau yang lebih vulgar akan melihat dari atas sampai bawah. Hal ini dapat kita jadikan tonggak awal tips pertama.
Begitu mereka menoleh, langsung pasang wajah paling bloon yang kita punya. Alis berkerut, kepala celingak-celinguk, berkali-kali melihat jadwal yang kita bawa dan papan pengumuman di stasiun, sambil berjalan bolak-balik. Dijamin tidak lebih dari 10 menit, seseorang akan datang dan bertanya apakah kita memerlukan bantuan. ;)
based on true story Kokura - Shimonoseki dan banyak lagi

Nama Tujuan
Cara ini lebih elegan dibanding tips pertama. Beberapa daerah di Jepang sangat tidak berperi-keturisan karena nama daerah tujuan hanya ditulis dalam KANJI. Yak, kanji dan bukan hiragana. Beberapa bahkan lebih sadis karena jarak antara satu transfer dengan transfer lainnya hanya selang beberapa menit. Manfaatkan kesempatan singkat ini dengan mendekati seseorang yang sekiranya baik hati dan agak selo (baca: nenek/kakek2 Jepang). Begitu posisi sudah dekat dan dipastikan mereka menyadari keberadaan kita serta dapat mendengar perbincangan kita, sebutkanlah nama daerah tujuan kita berkali-kali. Niscaya, mereka akan memberi petunjuk yang mencerahkan. ;)
Based on true story Tokyo - Osaka

Malu bertanya, penasaran!
Banyak kereta lokal Jepang yang hanya menggunakan bahasa Jepang sebagai pengantarnya. Apalagi jika ada kejadian mendadak seperti taifun atau bunuh diri, masinis akan langsung memberi pengumuman dalam bahasa Jepang yang sayangnya sangat tidak sesuai dengan buku yang kita pelajari. Belum lagi kalau mereka menggunakan suara perut, menggumam, dan menggunakan logat setempat. Dipastikan kita tidak akan mengerti. Daripada bengong penasaran, lebih baik segera dekati wajah-wajah yang sekiranya akan menjawab pertanyaan kita dengan bahasa yang sederhana. Jikalau setelah bertanya kita tetap tidak mengerti, pindah gerbong dan tanyalah pada orang yang berbeda sampai kita mengerti atau sampai kereta jalan lagi.
Based on true story Osaka - Kyoto, Ogaki - Tokyo, Kokura - Kashii (waktu orang bunuh diri)

Asah mata batin
Hahaha, ini hanya tips sesat, tapi seringkali berhasil lhoooo! Kalo kamu ga yakin mau turun dimana, asah mata batin kamu, dalam arti, ikuti kata hati. Yah, dengan resiko salah turun di stasiun lain.
based on true story Hagi - Hiroshima

Ketersediaan pangan
Pastikan logistik tersedia melimpah, sodara-sodara! Jalan-jalan dengan kereta lokal (bin murah) itu dipastikan membuat kamu capek hanya dengan duduk di kereta. Ditambah dengan waktu transfer yang cuma beberapa menit saja, tidak akan kekejar kalo musti mampir dulu beli makanan dan minuman. Untuk mengantisipasi hal tersebut kamu bisa cek jadwal kereta selanjutnya, itu kalaupun mau! Hindari ancaman kelaparan di kereta! (#jangan mikir di kereta ada yang jualan mijon ama nasi bungkus yak, itu hanya di INDONESIA RAYA tercinta adanya), Dan berhubung kami hanya punya print out satu jadwal, maka mau tak mau kami harus patuh pada jadwal.
based on true story Ogaki - Tokyo, saat taifun datang dan ga tau kapan kereta bisa diberangkatkan sementara penumpang harus tetep anteng dalem kereta

Cek prakiraan cuaca hari ini!
Tau apa yang mendadak jadi masalah kalo ga cek prakiraan cuaca hari ini di Jepang? Kereta kamu bisa saja berhenti dalam waktu yang tidak ditentukan GARA-GARA TAIFUN, which means, kamu ga akan bisa ngejar jadwal kereta selanjutnya! Tapi untungnya waktu itu, kereta malam yang sedianya akan kami tumpangi juga delay karena taifun, SELAMET!
based on true story Kyoto - Ogaki dan Ogaki - Tokyo

Be the first! Then people will follow!
Orang Jepang, ga peduli dimanapun, suka banget ngantri dan bikin barisan! Asik aja gitu jadi yang pertama berdiri terus di belakang banyak orang Jepang ngikutin kita. Hahahahaha, kapan lagi kita “mimpin” orang Jepang?
based on true story kapan pun dimana pun hahaha

Kenalan ama orang lokal. Usahakan sampe dia ngajak makan bareng, Hemat Beb!
Ini kejadian nyata selama kami di Osaka. Di hostel kami ketemu orang Hokkaido yang juga jalan-jalan di Osaka, sendirian. Setelah ngobrol dan tuker nomer HP, si doi sms ngajakin makan malam keesokan harinya. YEAH! Awalnya kita mikir bayar makannya sendiri-sendiri (biasanya gitu di Jepang). Ternyata salah! Kalo kamu orang Jepang dan ngundang orang buat makan bareng, itu artinya kamu yang bayarin! Lumayan beb, hemat :D
based on true story Osaka when we met Yuya!

Posisi Tidur
Duduklah di kursi paling dekat dengan pintu karna biasanya cowok2 gagah dan kekar yang keringetnya suka ngucur2 biasanya berdiri di dekat pintu keluar. Lumayan beb, charge energi selama perjalanan.

Jangan sesekali tidur dalam posisi menengadah apalagi kepala miring. Dalam hitungan menit, liur Anda akan keluar dengan hebatnya. Sangat merusak pencitraan wanita lemah lembut yang ingin kita tampilkan di depan pria-pria macho Jepang tadi.

Pura-pura tidur lelap ketika kereta sedang penuh dan tiba-tiba muncul segerombolan kakek nenek. Orang-orang jepang walaupun dandanannya metal, tapi hatinya melow total saudara-saudara. Boleh jadi ada cewek/cowok dengan rambut pirang, baju acak adul, dan telinga tindik atas bawah. Tapi begitu lihat kakek/nenek masuk kereta dan berdiri, mereka akan langsung memberikan tempat duduk untuk si kakek/nenek. Dengan pura-pura tidur, kita tentunya dapat menghindari konflik batin dan pandangan ingin menerkam dari orang-orang sekitar. Maaf, bukannya saya tidak berhati melow, tapi perjalanan masih teh jauh. ;p
based on true story kapan pun dimana pun hahaha

Well, GOOD LUCK!

Ps. Tulisan ini kami buat dalam kereta yang stuck selama 2 jam waktu pulang menuju Fukuoka gara-gara ada orang yang nekat bunuh diri di lintasan kereta. Puluhan jam (lebay) kami lewati di kereta dan kami bisa pulang dengan selamat! Sungguh prestasi membanggakan lol :p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey to be a Star (Danone Management Trainee Recruitment Phase)

My Chevening Journey

Indonesia di Mata Mereka