Marmos itu Bongs

#Marmos itu.. ketika kamu lagi ngerjain PR yang susahnya bikin otak cenat-cenut dan tiba-tiba mewek gara-gara seorang sahabat nulis note tentang dirimu!

#Kangen itu.. ketika kamu tiba-tiba pengen banget pulang dari tempat yang selama ini kamu impikan.

Ini salah satu kejadian paling ga elite dalam hidup saya. Nangis siang-siang bolong gara-gara ucapan kangen dari temen cewek. #Ga elite 1: Galau dan nangis itu harusnya malem-malem, pas ujan, sambil dengerin lagu sedih. #Ga elite 2: Nangis gara2 cewek. Saya mulai khawatir dengan kesehatan mental saya. #Ga elite 3: Cewek yang bikin nangis ini adalah salah satu personil BONGS, peer group dengan kondisi keuangan, otak, dan percintaan paling memilukan di Jogjakarta. (Informasi lebih lengkap tentang bongs, sejarah terbentuknya, visi dan misi dapat disaksikan di notes oknum Bongs lainnya).

Tapi apa mau dikata, kepompong sudah berubah jadi kupu-kupu. Note marmos itu membuka mata saya, bahwa di balik semua kesengsaraan yang pernah kita alami bersama, saat-saat ketawa dan loro bersama kalian adalah dekorasi paling indah dari kehidupan saya di Jogjakarta. 3 Tahun saling mengenal mungkin bukan waktu yang cukup untuk berkata bahwa “aku mengerti kalian”, “kita akan bersahabat selamanya”, atau kalimat menye-menye lainnya. Tapi, 1000 hari luar biasa (baca: LOROOO), kalo ga salah itung, yang kita habiskan bersama adalah obat paling mujarab untuk menghilangkan semua keluh kesah di wajah.

Hal gila apa sih yang kurang kita lakuin? Dengan otak minimalis dan tercecer kemana-mana, aku yakin presentasi kegilaan yang kita lakuin lebih banyak daripada waktu yang seharusnya kita habiskan untuk belajar di kelas.

Dimarahin bule negro dan diancam mau di-DO gara-gara oknum Bongs yang ga sengaja nunjuk-nunjuk ke arah si bule?


Dapet poin kancut untuk tugas iklan?


Berjaya di PSTV?

Bikin video gila setelah mewek abis-abisan?


Bongkar rahasia tentang cinta, cita, dan keluarga?


Dan belakangan aktif menyebarkan syiar agama masing-masing, dengan moto Jogkarta: Gold, Glory, Gospel.

Ibaratnya, kalau pesawat punya black box yang isinya dokumentasi komunikasi pilot dan menara pengawas, then I have YOU as my Black Box.

Well, but time changes. Niatan wisuda bareng (niat saya aja sih sebenernya), gagal dilaksanakan. Seperti tabiat bongs, wacana tinggal wacana. Rencana tinggal rencana. Sing penting heboh tur ndobos sik! Salah satu pentolan bongs (baca: ica) baru aja didadar dan sedang bersiap menghadapi wisuda. Beberapa personil lainnya sibuk ngintil-in para narasumber untuk dipaksa memberi informasi tentang skripsi mereka. Beberapa oknum lainnya sedang sibuk mencari jati diri dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

Yah, bongs, walaupun kita ga bisa wisuda bareng, I hope we can grow old together. Walaupun aku agak ga rela nantinya kalo anak-anakku harus kenal ama tante-tante binal seperti kalian, tapi tahu tentang kalian rasanya bagus untuk tumbuh kembang mereka. Yah, mereka nanti akan tahu apa itu definisi “kejamnya dunia” dan konsep “Tuhan (Tuhanku dan Tuhanmu) tidak adil.” Hahaa!

I am so happy here, and I will be so much happier if you guys are here, with me. (walaupun itu mimpi manis karena boro-boro maen ke sini, bayar lomba aja pelitnya minta ampun).

Hahaa, hate to say this. But I love you (dan semua kegilaaan kalian) BONGS…

#Sahabat itu.. orang yang akan membagi potongan permen terakhirnya untukmu (Chicken Soup)

#Bongs.. semoga selalu ada untuk berbagi, semua suka, tawa, dan duka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey to be a Star (Danone Management Trainee Recruitment Phase)

My Chevening Journey

Perpisahan Kelas Bahasa Jepang