Surat Untuk-Nya

Kalau dipikir-pikir, hubungan kita aneh juga ya?

Aku tidak pernah melihatmu barang sekalipun. Tapi herannya aku percaya saja padamu. Aku juga pasti kena cibiran kalau tidak setia. Kalau diibaratkan dengan kisah cinta klasik Indonesia, Kita mungkin hampir seperti Datuk Maringgih dan Siti Nurbaya ya? Sudah dijodohkan. Aku tidak pernah memilihmu, tapi tiba-tiba saja aku sudah jadi milikmu. Hidup bersamamu dengan caramu pula.


Kalau dipikir lagi, nasib Siti Nurbaya mungkin masih lebih beruntung. Dia pernah melihat si Datuk. Umurnya ketika dijodohkan pun sudah dapat dikatakan cukup. Tapi aku? Aku benar-benar tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba sudah begini. Aku dijodohkan sejak aku masih kecil. Bahkan sejak aku masih dalam kandungan, sehingga aku tidak pernah punya pilihan atau kesempatan untuk menolak.

Jadi jangan salahkan aku kalau aku pernah bimbang. Kalau aku sesekali melirik yang lain. Dan kalau kadangkala aku ingin berpaling.

Tapi anehnya kamu selalu sabar. Menuntun dan membimbingku sampai akhirnya aku sadar. Membukakan mataku untuk melihat segalanya dengan lebih rasional. Mengingatkanku bahwa kamu memang jodohku sekalipun kita dijodohkan.

Oya ada satu hal yang ingin kutanyakan kalau suatu saat kita bisa bertemu. Atau mungkin kamu mau mengirimkanku jawabannya seperti yang selama ini kau lakukan?

Banyak orang di sekitarku bertengkar karena mereka memanggilmu dengan nama yang berbeda. Mereka bahkan menyebut tindakannya dilakukan atas dasar cinta. Beberapa juga mengganggap dirinya lebih tinggi dari yang lain hanya karena mereka menyapamu dengan cara yang berbeda. Aneh bukan? Kenapa ada yang mengganggap dirinya lebih tinggi daripada yang lain hanya karena memanggilmu dengan nama yang berbeda?

Apa mereka tidak memikirkan perasaanmu ya? Memangnya kau mau orang yang kau cintai menyakiti orang lain? Aku yakin kau juga tidak mau orang yang kau cintai memaksa orang lain untuk mencintaimu bukan? Ini kan hanya hubungan personal. Antara kau dan aku. Antara mereka dan kamu. Atau mereka dengan dia. Toh, mereka juga sama seperti aku, dia, dan orang-orang lain menyapamu dengan nama yang berbeda-beda.

Aku tak mau begitu. Tolong ingatkan aku. Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana semua makna yang kau berikan selama ini. Dan kuharap semua kesederhanaan itu tidak akan membuatmu berpaling.

Btw, kau tahu? Belakangan ini aku begitu merindukanmu. Dekat seperti kita yang dulu-dulu. Maaf ya kalau aku pernah meragukanmu. Ayoo kemari, kita bermain bersama lagi. :D



Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey to be a Star (Danone Management Trainee Recruitment Phase)

My Chevening Journey

Perpisahan Kelas Bahasa Jepang