Japan #SelfTalking

Jadi hari ini ceritanya saya berkunjung ke Junkudo, salah satu toko buku besar di Fukuoka. Dan seperti biasa, waktu lalu lalang di antara rak-rak buku dengan sampul menggoda, saya rasanya pengen banget bisa bawa semua buku itu ke rumah. Dan seperti biasa juga, setiap kali saya di toko buku, saya selalu flashback tentang apa yang sudah saya dapat selama ini. Di antara banyaknya buku yang kata orang adalah jendela dunia itu, sudah berapa yang saya baca dan saya ambil ilmunya. Jawabannya sepasti rumus matematika ENOL besar.

Pemikiran di toko buku itu juga lah yang membuat saya bertanya lagi pada diri sendiri. Kali ini tentang, “6 Bulan di Jepang, udah dapet apa aja woiii?”


Berangkat untuk belajar di Jepang saya lakukan bukan tanpa harapan. Pulang dari sini, saya harus jadi lebih baik. Konkritnya, harus ada peningkatan nyata atau bahasa kerennya self development. Misalnya nih, dari yang tadinya ga kenal huruf Jepang sama sekali jadi bisa ngenalin diri sendiri dalam bahasa ini. Atau yang tadinya belepotan ngomong bahasanya Pangeran William, minimal jadi gak belepotan lagi. Atau yang tadinya ga bisa dandan, minimal jadi bisa. Syukur-syukur bisa selihai mbak-mbak imut disini yang dengan kerennya bisa masang bulu mata palsu di tengah kereta yang lagi jalan dalam posisi berdiri. Atau bisa jalan-jalan ke banyak tempat menyenangkan di Jepang. Atau pulang-pulang bisa bawa duit segepok sisa ngerampok pajak penduduk di sini. *plak*

Tapi faktanya, yang bikin saya agak depresi, setelah hampir 6 bulan ngendon dan ngabisin duit pemerintah Fukuoka, saya ngerasa tidak satupun target di atas terpenuhi. Satu-satunya peningkatan signifikan adalah peningkatan berat badan. *plak* *tampar perut*. Yes, I gained 4 kilograms in Japan. I am the big meat.

Back to topic, tidak ada peningkatan absolut dalam kehidupan saya. Bahasa Jepang begitu begitu aja. Saya udah bisa sih ngenalin diri sendiri, but that’s it. Bahasa Inggris, malah kayaknya mengalami kemunduran. Maklum, di sini saya lebih banyak berinteraksi pake bahasa tarzan (baca : body language {baca lagi: bahasa isyarat}). Apalagi yang namanya dandan. Kemarin usaha ngewarna rambut, malah gagal. Dan tentang pulang bawa duit segepok, itu mimpi manis banget. Pertama, saya kesini belajar dan bukan bekerja. Kedua, dengan harga air mineral 500 ml mulai dari 10 ribu rupiah, ga kurang jatah sebulan aja udah sukur. Satu-satunya target yang sebagian terpenuhi adalah nafsu jalan-jalan.

Terus gimana dong?

Ya ga gimana-mana *balang talenan*. Pertanyaan ini kalo saya tahu jawabannya ya dari kemarin juga udah saya lakuin. Intinya sih, saya datang kesini dengan tangan hampa tapi pulang dengan hati yang penuh terisi. Isi pengalaman, isi pengetahuan, dan tentunya isi diah yang lebih baik dari sebelumnya.

But anyway, I do really enjoy the past six month I’ve been through in Japan. It’s like a very good dream and I don’t even wanna wake up. Thanks God I have another six months to continue my sweet dream. Time flies fast diah! Do your best and your target might come true. Happy Dreaming. 

#selftalking ini mungkin berhubungan dengan hawa-hawa muram karna musim gugur yang akan segera datang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Journey to be a Star (Danone Management Trainee Recruitment Phase)

My Chevening Journey

Perpisahan Kelas Bahasa Jepang